Ad Code

Responsive Advertisement

Cara Menyapih Alfi Dengan Cinta





Tak terasa, umur Alfi saat ini sudah 25 bulan lebih. Dan mau tak mau saya harus rela kehilangan moment terindah sebagai seorang ibu yaitu menyusui. Awalnya saya berencana menyapih Alfi tepat di hari ulang tahunnya yang ke 2. Tapi  sekitar 2 minggu sebelum ulang tahun, lutut Alfi kena knalpot dan lukanya lumayan parah.  Alfi yang super aktif di tambah patokan ayam, membuat lukanya ndak sembuh-sembuh. Sehingga saya memutuskan untuk lanjut memberi Alfi ASI sampai lukanya sembuh.



Beberapa orang menyarankan saya untuk membawa Alfi ke dukun bayi. "Buruan disapih nanti malah susah lho kalau kelamaan, dibawa ke mbah itu aja. Manjur", begitu kata mereka. Tapi saya tidak mau, saya memilih menyapih dengan cinta saja.

Jauh-jauh hari saya sudah memberikan pengertian kepada Alfi kalau suatu saat harus berhenti minum ASI. "Adek sudah besar, sudah mau sekolah, mimiknya dot atau di gelas, ndak mimik ibu lagi", itu yang selalu dan selalu saya ucapkan setiap Alfi minta ASI. Kadang-kadang iseng bilang "Mimiknya buat adek bayi dalam perut ibu". :)

Selain memberi pengertian, saya juga mulai mengurangi pemberian ASI. Untuk mengalihkan perhatiannya ke ASI, kami selalu mengajak Alfi main di luar rumah atau ke rumah tetangga. Awalnya Alfi nampak murung kalau kelamaan ndak minum ASI, tapi lama-lama terbiasa juga. ASI hanya untuk penghantar tidur dan untuk menghentikan tangis saja.
Main masak-masakan

Sebagai pengganti ASI, saya mencoba memberi Alfi susu formula lagi. Dulu waktu Alfi lahir minumnya memang susu formula dan baru mau minum ASI di usia 2 bulan. Setelah umur 6 bulan, Alfi sudah tidak mau minum susu formula sampai sekarang. Jadi agak susah untuk membujuk Alfi minum susu formula. Untungnya Alfi mau minum susu segar atau susu UHT, sehingga kebutuhan gizinya bisa terpenuhi.

Setelah lukanya Alfi sembuh, saya berniat untuk mulai menyapih. Rasanya berat sekali, harus kehilangan moment indah ini. Saya juga harus kehilangan jurus pamungkas untuk menenangkan Alfi ketika menangis, untuk mengobati ketika Alfi sakit dan masih banyak lagi. Tapi saya kuatkan niat dan siapkan mental baja. Saya harus kuat kalau sewaktu-waktu Alfi merengek minta ASI.

Saya berpikir bagaimana caranya agar Alfi tidak mau minum ASI lagi. "Kasih yang pahit-pahit, atau kasih kunyit aja", kata beberapa orang. Akhirnya pilihan saya jatuh kepada bodrex. Begitu Alfi minta ASI, saya hancurkan bodrex kemudian saya taburkan di daerah itu. Sebenarnya hanya sedikit tapi mampu bikin Alfi jijik dan tidak mau minum ASI lagi.

Saya sempat membawa bodrex kemana-mana takut kalau Alfi minta ASI lagi,  tapi ternyata Alfi sudah tidak minta ASI lagi. Bahkan ketika saya mencoba menawarinya, Alfi juga tidak mau. Ah.. Ternyata mudah sekali membuat Alfi berhenti minum ASI tanpa harus menyakiti Alfi.

Masalah menyapih sukses, namun ada masalah lain yang muncul. Alfi yang biasa tidur sambil nge ASI, jadi ndak bisa tidur tanpa ASI. Kami sudah berusaha mengajaknya bermain sampai kecapekan agar bisa tidur, tapi tetap saja tidak bisa tidur. Akhirnya kami mengajak Alfi naik motor keliling kampung, kemudian baru bisa tidur. Malamnya saat terjaga juga tidak bisa tidur lagi, kami berempat gantian ngajak main Alfi sampai pagi.

Tapi alhamdulillah hal itu hanya terjadi 2 hari. Selanjutnya, Alfi sudah bisa menyesuaikan diri. Kalau sudah kecapekan, ambil posisi tidur, di elus kepalanya sebentar sambil sholawatan atau nyanyi sudah tidur sendiri. Kalau terjaga malam dikasih minum susu kotak, teh atau air putih langsung tidur lagi.


Jalan-jalan liat macan di pos ronda. 

Dan sekarang kalau ditanya "Alfi ndak mimik ibu?". Alfi jawabnya  "ndak mau..., Ini mimiknya adek, adek di perutnya ibu". Rupanya kata-kata saya terekam di otak Alfi sehingga bisa ngomong seperti itu. :).

Post a Comment

10 Comments

  1. udah di sapih ya sekarang Alfi. Baiknya memang tidak menyakiti tapi juga tidak membohongi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul mbak lidya... tapi yang agak berat itu untuk tidak membohongi hehe

      Delete
  2. menyapih anak memang gampang2 susah ya, tapi memang alangkah baiknya menyapih anak tdk dgn sesuatu yg dibalurkan pada puting ya... Alhamdulillah Alfi sudah bisa disapih :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul Mbak Santi, setiap anak tidak sama. Tapi beruntung sekali Alfi tidak rewel seperti anak yang lain. :)

      Delete
  3. Wah, terharu baca paragraf terakhir :)
    pelajaran nih buat calon ibu *amin*

    mampir mampir ya, Mba :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Padahal belum ada adeknya hehe

      Terimakasih sudah mampir ya mbak

      Delete
  4. wah..selamat ya, berhasil menyapih dengan cinta.
    Saya juga dulu sempat disarankan untuk menyapih anak dengan disuwugke ke orang pintar, tapi saya ga mau

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau di suwug rasanya terlalu kejam ya mbak :)

      Delete
  5. haii Tarry apa kabar?
    hehehe... dulu Vania nenen sampe usia 3,5 tahun loh (iyak padahal udah playgroup) hahaha...

    tapi akhirnya dia berenti sendiri, ndak aku kasih apa2
    hanya motivasi saja kalau dia sudah besar... :-D

    Alfi sudah besar dan pintar ya... semoga Alfi sehat selalu.. ^_^

    ReplyDelete
  6. Yey, alfi main masak2 kan juga hihih.... Wkt sinta disapih, seharian rewellll

    ReplyDelete

Terima kasih atas kunjungannya.

Ad Code

Responsive Advertisement